Karena Dua Warna, Hitam Seiring Putih


Hitam Putih Cinta
Ini tentang aku dan pertemuanku dengan wanita sholihah itu (Insyaa Allaah). Kami sudah saling sepakat untuk saling bertemu di depan sebuah kampus di Bandung. Waktu itu itu aku masih belum tau, kalau dia akan memberiku sebuah pelajaran berharga dari penggalan kisah kehidupannya.
Karena Ini adalah pertama kalinya kami saling bertemu. Aku masih menunggu. Sampai ada seorang perempuan yang melambai dari seberang. Aku tau itu dia. Bukan dari wajahnya. Tapi  dari pakaiannya yg syar’i. Dia sudah turun dari kendaraannya dan tangannya riang menyambut tanganku yang juga  mengulur ingin menjabat erat dirinya. Kita panggil saja dia mbak Hasna ya, ini bukan nama sebenernya lho ya.
Waktu itu itu aku masih belum tau, kalau dia akan memberiku sebuah pelajaran berharga dari penggalan kisah kehidupannya. Yang kupikirkan saat itu hanya menghafal spesifikasi pesanannya. Karena beliau sedang mencari penjahit yang menerima pesanan pakaian syar’i. Pakaian yang dipesannya bukan pakaian mewah. Tapi kesederhanaannya itu yang membuat dia begitu mewah di hadapanku. Karena aku dan beliau ada urusan masing-masing pertemuan itupun tak berlangsung lama.
Dan pertemanan kami tetap berlanjut. Ternyata kami punya kesamaan, yaitu sama-sama anak merantau (Hehehe). Dan sampai akhirnya aku juga tau, ternyata pakaian yang dipesan kemarin akan digunakan untuk acara akad nikah yang akan berlangsung di sebuah kota di Jawa Timur. Subhanallah. Ikut senang juga waktu dengar kabar itu .
Aku tau mbak Hasna  sedang merindukan cinta. Cinta yang halal untuk segera dimiliki yang kan menjaga diri dan agamanya (Do’a anak perantauan. Hehehe). Seiring berjalannya waktu akupun masih sering berkomunikasi dengan beliau. Walhamdulillaah, indahnya ukhuwah di atas dinnul haq.
Hampir sekitar setengah bulan. Tiba-tiba beliau bilang, “Boleh aku curhat, dek?“.
Tentu boleh , mbak. Cerita aja “, jawabku tersenyum meski tak terlihat olehnya.
Nggak akan ada pernikahan, dek“.
Deg. Sakit. Sedih. Entah apa lagi kata yang tepat menggambarkan kesedihannya saat itu. Astagfirullaahal ‘adzim. Aku pun tak begitu berbuat banyak, selain memberinya semangat dan memaksanya tersenyum.
“Bukan karena hidup bahagia kita tersenyum, tetapi karena kita tersenyum hidup menjadi bahagia
Berkali-kali beliau bilang, “Mbak ga bisa senyum, dek, sambil terus menangis.

Aku menjadi saksi betapa bahagianya mbak waktu cerita-cerita akan segera dilaksanakannya pernikahan. Bahkan beliau mengundangku, “Nanti dateng ya dek“, sambil senyum-senyum. Yang diundang juga ikut senyum-senyum. Hheehhe. Bahkan sering nanya juga ke aku, “Kapan kamu zuwat? “.(Hyaaa. Gubrak)
Masyaa Allaah, Qodarullaah wa maa syaa fa’al, kini aku pun menjadi saksi untuk melihat sepenggal jalan hidup beliau dan melihat ketetapan takdir Allaah, Apa yang Allaah kehendaki, pasti terjadi.
Beliau bilang, “Ternyata dia sudah punya istri dua, dek. Demi Allaah, kami sekeluarga gak ada yang tau“, sambil terus menangis.  Sedih. Sejak kejadian itu, mbak jadi lebih banyak diam dan murung. Sedihnya banget banget banget.
Setelah kejadian itu beberapa hari kemudian, mbak pulang kampung. Dengan keberangkatan kereta paling awal. Dan ternyata disanalah awal  pertemuan mbak dengan istri pertama dari laki-laki  yang gagal menikah dengannya itu.
Astagfirullaah, ternyata mbak Hasna ditampar istri pertamanya, dimaki, dan di suruh sujud minta maaf sama dia. Sedihnya.
“Wallaahi, mbak gak terima, Semoga Allaah memaafkan dia”.  Masyaa Allaah.
Dalam keadaan seperti itu, alhamdulillah Allaah masih melembutkan hati mbak Hasna untuk mendo’akan kebaikan untuk orang yang mendzaliminya. Beliau juga diancam, dan laki-laki itu tidak tau apa yang diperbuat istrinya. Mbak Hasna juga disuruh ketemu istri keduanya , dan ternyata beliau  juga dapet perlakuan yang sama. Astagfirullaah, semoga Allaah memberi beliau ketabahan dan kekuatan hati. 
Di perjalanan pulang mbak nggak berhenti nangis, “Mbak dosa apa dek, sampai Allaah ngasih ujian sepeti ini.
Allaahu A’lam.
Sesungguhnya Dia yang mengujimu dengan sedikit masalah adalah Dia yang selama ini membanjirimu dengan lautan nikmat…
Berbaik sangkalah padaNya..
Jika saat ini beban yang di pikul begitu memberatkan punggungmu…
Maka berbahagialah..
karena Dia telah percaya punggungmu akan kuat memikulnya…
Jika saat ini harapanmu belum terwujud…
Maka berbahagialah
Karena Dia telah percaya kamu tak akan lelah berjuang dan berpasrah padaNya
Satu hal yang harus diyakini…
Dia tidak akan pernah memberikan ujian yang tak mampu kita lalui…
Jadi apapun yang kita hadapi saat ini, itu semata karena kita mampu menjalaninya…
Tetap kuat dan semangatt ya…..!!!
Segala ujian itu datangnya dari Allaah, sebagai ujian keimanan.
Dan ingatlah segala kesulitan, kebahaagian, kesedihan, kekecewaan, itu semuanya datangnya dari Allaah.
dan semua yang datang dari Allaah adalah tamu.
Dan kita seharusnya tau bagaimana bertindak, jika TAMU AGUNG tersebut datang kepada kita.
mengeluh ?
marah ?
menghina ?
memaki ?
Berkata “SIAL” ?
TENTU TIDAK.
Belajarlah bersyukur di segala kondisi,  seperti Rasulullaah. Ucapkan, “Alhamdulillaah ‘alaa kulli haal” ( Alhamdulillaah di semua kondisi ).
Kesulitan itu datang dari Allaah dan kemudahan itu juga akan datang dari Allaah.
Dan setelah adanya kesulitan itu, Allaah janjikan akan datangnya kemudahan.
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Semoga segera datang ketetapan Allaah yang indah, untuk mbak Hasna dan semua akhawat yang mengalami hal serupa, agar mereka bisa tersenyum lagi.
Juga untuk akhawat lain yang sedang mempersiapkan diri untuk menyegerakan masuk ke dalam ikatan suci pernikahan, semoga Allaah beri kemudakan untukku dan untukmu.
Biarkan saja cinta yang mengalir bahagia.

Karena hidup ini dua warna, hitam seiring putih.
Tunggulah datang cinta kita yang kan membawa bahagia.
Terus berharaplah kepada Allaah saja.

dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.
dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.
Semoga apa yang kutulis menjadi ibroh untuk semua yang membaca.
Alhamdulillaahiladzi bini’matihi tatimmush-sholihat.

0 komentar "Karena Dua Warna, Hitam Seiring Putih", Baca atau Masukkan Komentar

Posting Komentar

Silahkan Berikan Komentarnya | Untuk Kemajuan Blog Ini